Unsur-unsur yang membangun cerita dari dalam novel itu sendiri disebut dengan unsur intrinsik.
Novel adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel berisi kisah hidup tokoh-tokoh di dalamnya dengan segala konflik yang dialaminya dengan penceritaan mengenai tokoh-tokohnya disampaikan secara panjang dan mendetail.
Dalam novel tokoh cerita dikisahkan hingga akhir cerita.Sebagai suatu karya sastra, novel terdiri atas unsur-unsur yang membangun keseluruhan cerita.
Unsur intrinsik novel yaitu tema,plot, perwatakan, sudut pandang, latar, amanat, dan gaya bahasa :
Gambar: unsur intrinsik novel |
1. TEMA
Tema merupakan jiwa cerita.Tema yaitu ide pokok yang mendasari cerita dalam novel.Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks.
Sebagai unsur semantris dan yang menyangkut persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan ( Hartoko dan Rahmanto, 1986 : 142 ). Tema disaring dari motif – motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa – peristiwa, konflik dan situasi tertentu.
Tema dalam banyak hal bersifat mengikat kehadiran dan ketidakhadiran peristiwa, konflik, situasi tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena hal – hal tersebut haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin disampaikan.
Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai selurh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.
2. PLOT
Alur atau plot adalah Jalan cerita atau jalinan cerita atau urutan cerita dari awal sampai akhir dalam sebuah novel.
Plot terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan urutan waktunya, yaitu sebagai berikut.
• Alur maju (progresif), yaitu rangkaian cerita yang secara alamiah bergerak maju menuju masa depan;
• Alur mundur (flashback), yaitu rangkaian cerita yang kembali ke masa lalu sebelum menceritakan masa depan;
• Alur campuran, yaitu alur yang memadukan alur maju dan alur mundur.
Plot dalam novel umumnya terdiri atas beberapa tahapan berikut.
• Pengenalan, yaitu tahap pengenalan tokoh-tokoh dalam drama;
• Konflik, yaitu munculnya masalah yang dialami tokoh-tokoh;
• Komplikasi, yaitu konflik yang terjadi semakin banyak dan rumit;
• Klimaks, yaitu puncak dari konflik yang dialami tokoh-tokoh;
• Peleraian, yaitu penyelesaian konflik yang dialami tokoh;
• Penyelesaian, yaitu berakhirnya cerita dan konflik dalam drama.
3. LATAR
Latar, yaitu keterangan tempat, waktu, suasana dan sosial yang mendasari terjadinya peristiwa dalam cerpen.Latar terdiri dari :
1. Waktu, yaitu kapan peristiwa terjadi, bisa masa lalu, masa sekarang atau (prediksi) masa depan.
2. Tempat : di mana peristiwa dalam cerita terjadi, misalnya di sekolah, di kantor, dll.
3. Budaya: adat dan budaya apakah yang digunakan, misalnya budaya Jawa, budaya Betawi, budaya Sunda, dll.
4. Suasana: suasana atau situasi dan kondisi seperti apa yang melingkupi cerita dalam novel tersebut, apakah semangat, sedih, gembira, bahagia, dll.
5. Latar belakang dan kepribadian karakter, apakah karakter di dalam cerita ini orang yang penyendiri, pendengar yang baik, ramah, mudah bergaul, baik hati, dll.
4. PERWATAKAN
Penokohan adalah Watak atau karakter pelaku, misal baik, buruk, santun, periang, protagonis, antagonis, dan sebagainya.
Tokoh terbagi menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
• Tokoh utama, yaitu tokoh yang menjadi pusat cerita
• Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang mendukung cerita yang dialami tokoh utama
• Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang berperilaku baik
• Tokoh antagonis, yaitu tokoh berperilaku buruk atau jahat
Ada tiga cara untuk memperkenalkan watak atau kepribadian si tokoh, yaitu:
• Pengarang menyebutkannya secara langsung
• Pengarang menggambarkannya di tingkah laku pelaku: tindakannya, gerak-geriknya, reaksi pelaku terhadap suatu kejadian atau orang lain
• Pengarang menggambarkannya di percakapan atau ucapan pelaku: percakapan pelaku dengan pelaku lain, ucapan pelaku tentang pelaku lain.
5. AMANAT
Amanat adalah Pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita, baik melalui tema, kisah, maupun watak pelakunya.Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan pengarang novel kepada pembaca;
6. SUDUT PANDANG ( POINT OF VIEW )
Sudut pandang adalah posisi pengarang atau narator dalam membawakan cerita tersebut.
Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam:
Narator serba tahu adalah narator bertindak sebagai pencipta segalanya yang serba tahu. ia tahu segalanya. Ia dapat menciptakan segala hal yang diinginkannya.
Narator objektif adalah pengarang tak memberi komentar apa pun. Pengarangnya menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama. Pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku.
Narator aktif adalah Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita tersebut yang terkadang fungsinya sebagai tokoh sentral.
Narator sebagai peninjau adalah pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian yang ada pada cerita lakukan bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri.
Sudut pandang terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.
• Sudut pandang orang pertama (akuan), yaitu sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang pertama (aku)
• Sudut pandang orang ketiga terbatas (diaan-terbatas), yaitu sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang ketiga (dia) yang terbatas pada tokoh tertentu.
7. GAYA BAHASA
Gaya bahasa adalah Pemilihan kata atau diksi dalam karya sastra, biasanya dicirikan dengan penggunaan majas-majas, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar